Pakaian tradisional setiap negara sangatlah berbeda-beda ,pakaian itu mempunyai keindahan dan kecantikkannya masing-masing , setiap negara melambangkan negaranya dengan keindahan pakaian tradisionalanya. ,karena itu pakaian-pakaian itu mempunyai keunikannya sendiri-sendiri. Disini saya akan membahas beberapa pakaian tradisional dari beberapa negara yang menurut saya sangat menarik. cekidotttt dah ................!!!!!
1. KEBAYA INDONESIA
 Kebaya tidak hanya untuk mempercantik sipemakainya, namun kebaya 
memiliki sisi historikanya sendiri yang tak pernah luput dan lepas dari 
kebaya itu sendiri. Sekarang waktunya kita menilik sekelumit tulisan 
saya tentang sejarah kebaya, agar kita sebagai generasi bangsa, tidak 
hanya mencintai batik tanpa alasan, tapi mencintai batik dengan 
berbagai, termasuk salah satunya adalah karena kebaya adalah salah satu 
bagian dari sejarah peninggalan nenek moyang kita.
Kebaya tidak hanya untuk mempercantik sipemakainya, namun kebaya 
memiliki sisi historikanya sendiri yang tak pernah luput dan lepas dari 
kebaya itu sendiri. Sekarang waktunya kita menilik sekelumit tulisan 
saya tentang sejarah kebaya, agar kita sebagai generasi bangsa, tidak 
hanya mencintai batik tanpa alasan, tapi mencintai batik dengan 
berbagai, termasuk salah satunya adalah karena kebaya adalah salah satu 
bagian dari sejarah peninggalan nenek moyang kita.
 Kebaya – berasal dari kata arab “abaya” yang berarti
 pakaian. Dipercaya kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang 
lalu. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. 
Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima 
di budaya dan norma setempat. Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya 
dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di 
pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni. Pakaian yang mirip yang disebut “nyonya kebaya” diciptakan pertama 
kali oleh orang-orang Peranakan dari Melaka. Mereka mengenakannya 
dengan sarung dan sepatu cantik bermanik-manik yang disebut “kasut 
manek”. Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, dan juga 
terkenal di antara wanita non-Asia. Seiring berjalannya waktu, Design Kebaya
 berubah dan sempat tergerus zaman. Apalagi di masa pendudukan Jepang, 
di saat kreativitas dan produktivitas bangsa ditekan hingga ke level 
yang paling rendah. Pendudukan Jepang di Indonesia memutus jalur 
perdagangantekstil dan perlengkapan penunjangnya, akhirnya banyak rumah 
produksi kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa 
bertahan. Sejak masa itu, jejak kebaya sedikit terhapus. Para wanita pejuang 
kemerdekaan yang masih menggunakan kebaya (kebanyakan jenis kebaya 
kartini dan kebaya encim), kembali memopulerkannya, kendati harus 
bersaing dengan busana Barat yang dianggap lebih “memerdekakan” 
perempuan dari simbolisasi kebaya masa lalu, yang mengungkung perempuan 
dalam lilitan korset dan kain panjang.
Kebaya – berasal dari kata arab “abaya” yang berarti
 pakaian. Dipercaya kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang 
lalu. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. 
Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima 
di budaya dan norma setempat. Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya 
dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di 
pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni. Pakaian yang mirip yang disebut “nyonya kebaya” diciptakan pertama 
kali oleh orang-orang Peranakan dari Melaka. Mereka mengenakannya 
dengan sarung dan sepatu cantik bermanik-manik yang disebut “kasut 
manek”. Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, dan juga 
terkenal di antara wanita non-Asia. Seiring berjalannya waktu, Design Kebaya
 berubah dan sempat tergerus zaman. Apalagi di masa pendudukan Jepang, 
di saat kreativitas dan produktivitas bangsa ditekan hingga ke level 
yang paling rendah. Pendudukan Jepang di Indonesia memutus jalur 
perdagangantekstil dan perlengkapan penunjangnya, akhirnya banyak rumah 
produksi kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa 
bertahan. Sejak masa itu, jejak kebaya sedikit terhapus. Para wanita pejuang 
kemerdekaan yang masih menggunakan kebaya (kebanyakan jenis kebaya 
kartini dan kebaya encim), kembali memopulerkannya, kendati harus 
bersaing dengan busana Barat yang dianggap lebih “memerdekakan” 
perempuan dari simbolisasi kebaya masa lalu, yang mengungkung perempuan 
dalam lilitan korset dan kain panjang.2. HANBOK KOREA SELATAN


 Annyeong haseyo girls, slama ini pasti sudah kenal dengan baju adat 
jepang kan? yang namanya kimono. nah gimana dengan baju adat korea? yang
 namanya Hanbook. Hanbook merupakan baju adat korea, seperti hal nya 
kimono yang merupakan baju adat jepang, pemilihan jenis dan warna 
pakaian pada hanbook biasanya warna warna cerah, terkecuali hanbook yang
 di kenakan pada kematian berwarna hitam. hanbook biasanya di kenakan 
oleh masyarakat korea sejak dahulu, dan sekarang masih di kenakan hanya 
pada acara pernikahan atau acara resmi kenegaraan yang mengharuskan 
mengenakan baju adat Hanbook sebagai dentitas negeri mereka, pada baju 
hanbook mengenal yang namanya Jeogori yang di pakai sebagai atasan 
biasanya berwarna cerah dan menyeimbangi warna chima, chima lebih 
menyerupai gaun berukuran besar dan biasanya berwana cerah juga. pada 
hanbook terdapat jeogori yaitu pita yang melingkar di bagian leher kain 
Jeogori, yang di bentuk menyerupai dasi. biasanya mereka para pecinta 
korea yang ingin mencoba mengenakan pakaian Hanbook ini selalu mengalami
 kesusahan dalam merangkai Jeogori menyerupai aslinya.
 Annyeong haseyo girls, slama ini pasti sudah kenal dengan baju adat 
jepang kan? yang namanya kimono. nah gimana dengan baju adat korea? yang
 namanya Hanbook. Hanbook merupakan baju adat korea, seperti hal nya 
kimono yang merupakan baju adat jepang, pemilihan jenis dan warna 
pakaian pada hanbook biasanya warna warna cerah, terkecuali hanbook yang
 di kenakan pada kematian berwarna hitam. hanbook biasanya di kenakan 
oleh masyarakat korea sejak dahulu, dan sekarang masih di kenakan hanya 
pada acara pernikahan atau acara resmi kenegaraan yang mengharuskan 
mengenakan baju adat Hanbook sebagai dentitas negeri mereka, pada baju 
hanbook mengenal yang namanya Jeogori yang di pakai sebagai atasan 
biasanya berwarna cerah dan menyeimbangi warna chima, chima lebih 
menyerupai gaun berukuran besar dan biasanya berwana cerah juga. pada 
hanbook terdapat jeogori yaitu pita yang melingkar di bagian leher kain 
Jeogori, yang di bentuk menyerupai dasi. biasanya mereka para pecinta 
korea yang ingin mencoba mengenakan pakaian Hanbook ini selalu mengalami
 kesusahan dalam merangkai Jeogori menyerupai aslinya.Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional. Beberapa elemen dasar hanbok yaitu Baju (jegori), celana, dan Rok (Chima). Kalangan atas atau bangsawan memakai hanbok berbahan dasar kain Rami berkualitas tinggi. Untuk aksesoris rambut wanita korea mengikat atau mengkonde rambutnya dengan mengunakan tusuk konde (binyeo) sedang laki2 mengikat rambutnya sampai atas kepala(sangtu).
3. KIMONO JEPANG

 Kimono (着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta. Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan 
istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang 
disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).
Kimono (着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta. Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan 
istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang 
disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih. Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (和服, pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku (呉服). Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.
4. DOSA PHA THAILAND
 Dosa pha, atau rok tabung, adalah pakaian tradisional lebih 
rendah untuk perempuan dari berbagai kelompok etnis Thailand dataran 
rendah. The pha sin consists of three sections: hua sin (head or top), tua sin (body or midsection), and tin sin (foot or border). Dosa pha terdiri dari tiga bagian: dosa hua (kepala atau atas), dosa tua (tubuh atau bagian tengah), dan dosa timah (kaki atau batas). The three sections of the pha sin
 are either woven in one piece of cloth with patterns differentiating 
the three sections or are made from two or more pieces of cloth sewn 
together. Tiga bagian dari dosa pha baik tenunan dalam satu 
potong kain dengan pola membedakan tiga bagian atau terbuat dari dua 
atau lebih lembar kain dijahit bersama-sama.The top section is made from
 plain-woven cotton cloth of various colors. Bagian atas terbuat dari 
kain katun tenunan polos berbagai warna. The Tai Lue of northern 
Thailand and the Lao Song Dam of central Thailand  use indigo cotton for
 the top section, while the Tai Yuan living in the  north prefer natural
 or white cotton, sometimes with a strip of red  cotton, for this 
section. The Tai Lue Thailand utara dan Laos Song Dam penggunaan kapas 
indigo Thailand  pusat untuk bagian atas, sedangkan yang hidup Tai Yuan 
di utara lebih  suka katun alami atau putih, kadang-kadang dengan strip 
kapas merah,  untuk bagian ini. The Tai Lao and Khmer use a single piece
 of material for all three sections of the pha sin ; they 
distinguish the top section by the absence of motifs. Lao Tai dan Khmer 
menggunakan satu bagian dari bahan untuk ketiga bagian dari dosa pha, mereka membedakan bagian atas oleh tidak adanya motif.
Dosa pha, atau rok tabung, adalah pakaian tradisional lebih 
rendah untuk perempuan dari berbagai kelompok etnis Thailand dataran 
rendah. The pha sin consists of three sections: hua sin (head or top), tua sin (body or midsection), and tin sin (foot or border). Dosa pha terdiri dari tiga bagian: dosa hua (kepala atau atas), dosa tua (tubuh atau bagian tengah), dan dosa timah (kaki atau batas). The three sections of the pha sin
 are either woven in one piece of cloth with patterns differentiating 
the three sections or are made from two or more pieces of cloth sewn 
together. Tiga bagian dari dosa pha baik tenunan dalam satu 
potong kain dengan pola membedakan tiga bagian atau terbuat dari dua 
atau lebih lembar kain dijahit bersama-sama.The top section is made from
 plain-woven cotton cloth of various colors. Bagian atas terbuat dari 
kain katun tenunan polos berbagai warna. The Tai Lue of northern 
Thailand and the Lao Song Dam of central Thailand  use indigo cotton for
 the top section, while the Tai Yuan living in the  north prefer natural
 or white cotton, sometimes with a strip of red  cotton, for this 
section. The Tai Lue Thailand utara dan Laos Song Dam penggunaan kapas 
indigo Thailand  pusat untuk bagian atas, sedangkan yang hidup Tai Yuan 
di utara lebih  suka katun alami atau putih, kadang-kadang dengan strip 
kapas merah,  untuk bagian ini. The Tai Lao and Khmer use a single piece
 of material for all three sections of the pha sin ; they 
distinguish the top section by the absence of motifs. Lao Tai dan Khmer 
menggunakan satu bagian dari bahan untuk ketiga bagian dari dosa pha, mereka membedakan bagian atas oleh tidak adanya motif. 5. Cheongsam atau Qipao CHINA
 pakaian cheongsam atau ‘baju panjang’ yang selesa dan anggun juga sering 
dilihat hingga ke hari ini. Lazimnya, cheongsam mempunyai leher yang 
tinggi, butang di bahagian bahu, bentuk yang sendat di pinggang dan 
belahan di kiri dan kanan kain. Pakaian ini selalunya diperbuat daripada
 kain sutera, satin dan lain-lain jenis kain lembut. Cheongsam atau disebut juga Qipao merupakan pakaian wanita dengan corak 
bangsa Tionghoa dan menikmati kesuksesan dalam dunia busana 
internasional. Nama “Cheongsam” bererti “pakaian panjang”, diterjemahkan
 ke dalam Bahasa Inggris dari dialek Propinsi Guangdong (Canton) di 
Tiongkok.Cheongsam merupakan gaun khas masyarakat Cina yang melekat di 
tubuh sehingga menonjolkan bentuk tubuh si pemakainya. Cheongsam 
tradisional banyak menggunakan bahan satin atau sutera yang bermotif 
khas. Beberapa motif yang umum dipakai untuk cheongsam adalah bunga, 
burung, naga, dan sebagainya.
pakaian cheongsam atau ‘baju panjang’ yang selesa dan anggun juga sering 
dilihat hingga ke hari ini. Lazimnya, cheongsam mempunyai leher yang 
tinggi, butang di bahagian bahu, bentuk yang sendat di pinggang dan 
belahan di kiri dan kanan kain. Pakaian ini selalunya diperbuat daripada
 kain sutera, satin dan lain-lain jenis kain lembut. Cheongsam atau disebut juga Qipao merupakan pakaian wanita dengan corak 
bangsa Tionghoa dan menikmati kesuksesan dalam dunia busana 
internasional. Nama “Cheongsam” bererti “pakaian panjang”, diterjemahkan
 ke dalam Bahasa Inggris dari dialek Propinsi Guangdong (Canton) di 
Tiongkok.Cheongsam merupakan gaun khas masyarakat Cina yang melekat di 
tubuh sehingga menonjolkan bentuk tubuh si pemakainya. Cheongsam 
tradisional banyak menggunakan bahan satin atau sutera yang bermotif 
khas. Beberapa motif yang umum dipakai untuk cheongsam adalah bunga, 
burung, naga, dan sebagainya.





 
maaf emang di setting untuk gak bisa di copas....
BalasHapuscantiiiiik sekali gaunnya :)
BalasHapusmbak diah...boleh mta no telp nya....mo tnya tntang blog!!!
BalasHapussari dari india juga tidak kalah indahnya,,, hehehe
BalasHapuskok saree dr india g ad yah...pdahal mnrutq saree itu bju tradisional pling indah...:(
BalasHapusMaaf lupa dimasukkin ,,,lain kali saya masukkan
BalasHapussalam kelan...
BalasHapusiya cantik-cantik ya...baju tradisionalnya...
oya kalau kaos kaki wanita dewasa yang cantik dan berkualitas bisa di dapatkan si mana ya,...
cari aja di jatinegara
BalasHapuskeren dan cantik2 gan pakaian adat nya , nice ..
BalasHapusTerimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusjangan lupa untuk mengunjungi kami di Konveksi Baju Drumband Bandung
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali. Jangan lupa untuk mengunjungi website kami di Jual Baju Drumband Bandung
BalasHapus