Halaman

Senin, 27 Januari 2014

Ratu-Ratu korea Dari Dinasti-Dinasti kerajaan

halo semua ,,,akhirna sudah sekian lama saya fakum untuk tidak membuat artikel lagi kali ini saya mau buat artikel lagi tentag ratu-ratu dinasti kerajaan,,saya salut sekali sama-sama ratu ini, cekidoot yukk

1. Queen Seon Deok

Seondeok adalah tokoh nyata dalam sejarah Korea
Seondeok (Hangul: 선덕, Sôndôk) adalah ratu Silla, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, dari tahun 632 hingga 647 (selama 14–15 tahun). Ia adalah penguasa ke-27 Silla, dan ratu pertama yang memerintah Silla.Sebelum dia naik tahta , tahun 631 tahun, chilsuk dan seokpum melakukan pemberontakan.Awal pemerintahannya berfokus pada mata pencaharian bagi masyarakat miskin dengan memanfaatkan Cheomseongdae untuk membantu para petani. Sehingga membuat ratu seondeok menjadi sangat dipuja.
Mendorong meluasnya Buddhisme  dan membangkitan kembali agama Buddha dalam.Pada tahun 636 pemerintahannya memulai perang
 melawanJinpyeong. Putra kakak, Puteri Cheonmyeong, akhirnya menjadi Raja Muyeol ketika saudara perempuan Seondeok yang lainnya, Puteri Seonhwa, akhirnya menikah dengan Raja Mu dari Baekje dan menjadi ibu Raja Uija dari Baekje. Keberadaan Seonhwa menjadi suatu kontroversi karena penemuan bukti sejarah yang menunjukkan bahwa ibu Raja Uija adalah Ratu Sataek, dan bukan Seonhwa seperti yang disebutkan di dalam catatan sejarah. Karena ia tidak memiliki keturunan laki-laki, Jinpyeong memilih Seondeok sebagai pewarisnya. Tindakan itu bukan tidak biasa, karena para wanita pada periode tersebut telah memiliki beberapa tingkat pengaruh sebagai penasehat-penasehat, permaisuri, dan wali raja. Di seluruh kerajaan, wanita sebagai kepala keluarga sejak garis matrilineal ada bersisian dengan garis patrilineal. Model Konfusius yang menempatkan wanita di dalam posisi kurang penting di dalam keluarga, tidak memiliki dampak yang besar di Korea sampai pertengahan periode Joseon pada abad ke-15. Selama kerajaan Silla, status wanita relatif tinggi, namun masih terdapat larangan di dalam perbuatan dan tindakan. Wanita di diskualifikasikan dari kegiatan yang dianggap tidak pantas bagi wanita.
Baekje. Meninggal 8 Januari 647 ketika terjadi pemberontakan yeoksin oleh Bidam. Sebelum ia menjadi ratu, Seondeok dikenal sebagai Puteri Deokman (덕만(德曼)). Ia merupakan putri kedua dari ketiga putri Raja
Pada tahun 632, Seondeok menjadi pemimpin tunggal di Silla, dan memimpin sampai tahun 647. Ia merupakan yang pertama dari ketiga pemimpin wanita di kerajaan (dua yang lainnya adalah : Jindeok dari Silla dan Jinseong dari Silla), dan kemudian dengan cepat digantikan oleh keponakannya Jindeok, yang  memerintah sampai tahun 654.Pemerintahan Seondeok merupakan masa yang kejam; pemberontakan dan perkelahian di dalam kerajaan tetangga Baekje mewarnai hari-harinya. Namun, dalam 14 tahun sebagai ratu Korea, intelijennya membuat dirinya beruntung. Ia menjaga kerajaan dengan utuh dan memperluas hubungannya dengan Cina, mengirimkan para pelajar kesana untuk belajar. Seperti Kaisar Wanita Tang, Wu Zetian, ia tertarik kepada Buddhisme dan memimpin penyelesaian kuil-kuil Buddha. Ia membangun "Menara Pengawasan Bintang," atau Cheomseongdae, yang dianggap sebagai observatorium pertama di Timur Jauh. Menara tersebut masih berdiri di ibukota Silla kuno di Gyeongju, Korea Selatan. Bidam dari Silla konon memimpin suatu
 pemberontakan dengan slogan bahwa "pemimpin wanita tidak dapat memimpin negara” (女主不能善理).Legenda menceritakan bahwa selama pemberontakan itu terjadi, sebuah bintang jatuh dan di tafsirkan oleh para pengikut Bidam sebagai suatu tanda berakhirnya pemerintahan ratu. Kim Yushin menganjurkan Ratu untuk menerbangkan sebuah layang-layang yang dibakar sebagai tanda bahwa bintang itu kembali ke asalnya.Ia membangun observatorium pertama di timur jauh (far east), Cheomseongdae. Ia juga membangun hubungan dengan Dinasti Tang di dataran China dan mengirimkan para ilmuwan Silla untuk belajar ke sana. Hubungan dengan Dinasti Tang ini sangat berharga bagi Silla karena pada akhirnya Silla berhasil mengembangkan wilayahnya dengan bantuan dan sokongan dari Dinasti Tang. Seondeok adalah pemeluk Budha dan ikut membantu penyelesaian kuil Budha.Terdapat berbagai legenda tentang Seondeok. Diantara legenda tersebut adalah legenda tentang kecerdasannya. Saat ayahnya menerima hadiah dari Kaisar Taizong Dinasti Tang. Hadiah tersebut berupa sejumlah benih bunga dan lukisan mengenai bunga tersebut. Soendeok saat melihat lukisan tersebut menyatakan bahwa bunga tersebut bentuknya indah tetapi tidak memiliki bau yang wangi. Menurutnya jika bunga tersebut wangi tentulah akan dihinggapi kupu-kupu ataupun lebah tetapi dalam lukisan mengenai bunga tersebut tidak terdapat lebah maupun kupu-kupu. Di kemudian hari pernyataan Seodeok terbukti.Legenda lain adalah ketepatan ramalannya. Pada suatu musim dingin, Seondeok mendengar segerombolan katak putih bersuara di dekat kolam Gerbang Giok (Jade Gate). Seondeok menginterpertasi peristiwa ini sebagai serangan dari Kerajaan Baekje, dimana katak dinterpertasi sebagai tentara, putih dinterpertasi sebagai barat (putih dalam astronomi kala itu merupakan warna perlambang barat) dan kolam Gerbang Giok dinterpertasi sebagai perempuan. Artinya tentara Bakje sudah berada di daerah Lembah Wanita (Woman’s Valley). Saat itu, sang ratu segera mengirim jenderalnya ke daerah tersebut. Pasukannya berhasil menyergap dua ribu pasukan Baekje. Yeomjong menyatakan bahwa sekitar 10 hari setelah pemberontakan Bidam, ia beserta 30 orang pengikutnya di eksekusi (Ratu Seon Deok wafat pada tanggal 8 Januari, Bidam di eksekusi pada tanggal 17 Januari setelah Ratu Jindeok naik tahta).Seondeok digantikan oleh sepupunya yaitu Ratu Jindeok yang memerintah hingga tahun 654. Setelah masa dua ratu tersebut, Silla kembali diperintah oleh seorang raja, yaitu Raja Taejong Muyeol. Muyeol merupakan ponakan Seondeok, anak dari kakaknya yaitu Cheonmyong. Nama kecil Muyeol adalah Kim Chooncu, karakter ini juga muncul dalam serial The Great Legend Queen Seon Deok. Raja inilah yang nanti akan memulai usaha mempersatukan semenanjung Korea di bawah kekuasaan Silla. Ia bersama Jenderal Kim Yushin dengan bantuan Dinasti Tang mengalahkan Kerajaan Baekje.Selain Seondeok terdapat tiga ratu yang memerintah Silla, yaitu Ratu Jindeok dan Jinseong. Namun Seondeok menjadi special karena ia adalah perempuan pertama yang memerintah Silla. Silla juga pernah diperintah Seondeok lain selain Ratu Seondeok, yaitu Raja Seondeok yang memerintah dari 780 hingga 785 Masehi.


 Ratu Jindeok (Jinduc) dari Silla adalah ratu Silla, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, dari tahun 647 hingga 654 (selama 6–7 tahun). Ia adalah penguasa ke-28 kerajaan Silla. Ia adalah ratu kedua Silla setelah Ratu Seondeok. Selama masa pemerintahannya, Silla berebut dengan Baekje dalam mencari muka istana Cina, Tang. Ia juga dikenal sebagai penulis sebuah puisi yang ditujukan kepada Kaisar Gaozong dari Tang.


 
Ratu Jindeok naik keatas tahta dan menjadi Ratu kedua Silla setelah Ratu Seondeok. Monarki terakhir dari ranking Seonggol, kelas tertinggi di dalam sistem kasta unik Silla, nama sebenarnya adalah Seungman. Ayahnya adalah Kim Gukbangalmun, yang merupakan adik lelaki Raja Jinpyeong, dan ibunya adalah Lady Wolmyeong. Selama 7 tahun ia memerintah, perhatian utama Ratu Jindeok adalah kebijakan asing. Selama masa pemerintahannya, dengan bantuan Jenderal Kim Yushin ia dapat memperkokoh pertahanan Silla dan dengan hebat mengembangkan hubungan kerajaannya dengan T'ang Cina. Upaya-upaya tersebut meletakkan dasar untuk mempersatukan tiga kerajaan (Silla, Baekje, dan Goguryeo).
Makamnya berlokasi di atas bukit di kota Gyeongju. Meskipun beberapa sejarawan menyangsikan hal tersebut jika itu benar-benar adalah makam Ratu Jindeok. Menurut riwayat Samguk Sagi ia dimakamkan di Saryangbu, yang lokasinya bertentangan dengan arah makam tersebut.


 Ratu Jeongseong (정성왕후 서씨) (lahir 7 Desember 1692 – meninggal 15 Februari 1757 pada umur 64 tahun) merupakan istri pertama dan Istri Permaisuri Raja Yeongjo dari Joseon, penguasa ke-21 Dinasti Joseon. Ia adalah anggota dari Klan Dalsung Seo.Calon Ratu Jeongseong dilahirkan pada tanggal 7 Desember 1692. Ia adalah putri Seo Jong-je (서종제) dan Nyonya Lee. Pada bulan Nopember 1703, usia 10 tahun, ia menikah dengan Pangeran Yeoning yang berusia 8 tahun. Sebagai istri seorang pangeran, Nyonya Seo diberikan gelar Istri Puteri (군부인).
Pada tahun 1724, kakanda Pangeran Yeoning, Raja Gyeongjong meninggal. Pangeran Yeoning naik tahta pada tanggal 30 Agustus pada tahun itu sebagai Raja Yeongjo. Nyonya Seo, sebagai istri Pangeran Yeoning, menjadi ratunya.Ratu Jeongseong meninggal di Istana Changdeok pada tanggal 15 Pebruari 1757. Anak tirinya, Putra Mahkota Sado tertekan atas kematiannya, yang menyebabkannya menderita penyakit mental.Ratu Jeongseong tidak memiliki keturunan.




1 komentar: