Halaman

Kamis, 23 Mei 2013

DesaiNer InDoNesia Yang TerKenal DidUnia InterNasiOnal

Indonesia Sebagai sebuah negara yang besar dan kaya raya, Indonesia di mata dunia lebih dikenal bukan karena prestasi yang membanggakan, melainkan karena berbagai image buruknya. Korupsi, kemiskinan, pengangguran dan berbagai konflik lainnya sudah bukan hal baru dan selalu terdengar dari negeri kita tercinta ini. Namun siapa sangka, dari negeri yang telah ter-image buruk ini lahir anak bangsa berkualitas yang mampu mengangkat pamor Indonesia. Mereka mampu membuktikan diri bahwa mereka juga bisa berprestasi sehingga dikenal oleh dunia.Inilah beberapa desainer yang karyanya dikenal dunia

1. Anne Avantie
Anne Avantie (lahir di Semarang, Indonesia, 20 Mei 1964; umur 49 tahun) adalah perancang busana Indonesia yang terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional dan sering dipakai oleh para selebriti Indonesia hingga sejumlah raju sejagat (Miss Universe) yang pernah datang ke Indonesia.Anne Avantie dilahirkan di RS Bunda, Semarang pada tanggal 20 Mei 1964 dengan nama asli Sianne Avantie.Bersama kedua orang tuanya yang merupakan warna keturunan Tionghoa, Anne menghabiskan masa kecilnya di kota Solo. Ayahnya, Hari Alexander memiliki usaha variasi mobil, sedangkan ibunya, Amie Indriati memiliki usaha salon. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Anne telah menunjukkan kreatifitasnya dalam dunia mode, di antaranya adalah kemampuannya membuat berbagai pita/hiasan rambut untuk dijual ke teman-temannya.Avantie menikah dengan Yoseph Henry memiliki 3 orang anak, yaitu Intan Avantie, Ernest Christoga Susilo dan Ian Tadio Christoga Susilo.Sejak kecil, Anne Avantie telah menunjukkan ketertarikan dalam dunia mode. Dia sering membuat kostum panggung untuk grup vokal dan tari di sekolah hingga berbagai ajang hiburan remaja lainnya di Solo.Pada tahun 1989, Anne memulai kariernys sebagai perancang busana dari sebuah rumah kontrakan dengan modal 2 mesin jahit.Tempat usaha pertamanya itu diberi nama "Griya Busana Permatasari".Pada mulanya, dia banyak membuat kostum penari dan berbagai busana malam yang dicirikan hiasan manik-manik.Hingga tahun 2010, Anne memiliki dua butik di Mall Kelapa Gading dan Roémah Pengantén, Grand Indonesia.Selain itu, Anne juga memiliki toko bernama "PENDOPO" yang menjual produk seni dalam negeri hasil karya usaha kecil menengah (UKM).
Rancangan Karya desain ANNE AVANTIE :


2. HARRY DARSONO

Dr. Harry Darsono, Phd adalah pelopor adibusana dan seorang psikolog. Sejak 1974 dia merintis karier di dunia fashion. Pria yang lahir pada 15 Maret 1950 di Mojokerto, Jawa Timur ini pernah menjadi instruktur Paris Academy of Fashion London, Pengajar Etika dan Estetika Busana Muslim Fatayat NU, Penata motif dan busana sutera Mido Pte.Ltd dan China Silk House, Singapura, perancang motif dan busana jadi PT. Batik Keris, serta menjadi konsultan mode dan penasihat rancangan.  Pria yang pernah meraih gelar doktor di Ecole Des Beaux Arts, Paris ini merupakan salah satu desainer Indonesia yang memiliki keistimewaan dalam ide dan karyanya. Karyanya tidakhanya di kenal di dalam negeri, tapi banyak pula diakui di dunia. Desain tekstilnya telah dipasarkan di RRC, Eropa, Australia, Amerika dan Asia, hingga dia pernah mendapatkan dua medali penghargaan dari Kerajaan Inggris. Dia menggarap kostum bernuansa klasik dan kontemporer yang elegan dalam pertunjukan besar dunia, seperti Julius Caesar, Madame Butterfly karya Puccini, hingga karya-karya W. Shakespeare seperti halnya Hamlet & Othelo, King Lear dan juga Romeo & Juliet. Tak hanya itu, salah satu rancangannya pun pernah dipakai oleh Putri Lady Diana. Dan berbagai karya spektakuler yang dimilikinya sejak tahun 1970 diabadikannya di dalam museum miliknya. Melalui prestasinya yang tinggi di bidang fashion ini Harry bersama tim juri lainnya akan memberikan penilaian terbaik untuk wanita yang pantas dinobatkan menjadi Miss Indonesia 2013.
KARYA RANCANGAN HARRY DARSONO
3. Ghea S. Panggabean


Wanita  yang memiliki nama lengkap Ghea Sukasah Panggabean lahir pada tanggal 1 Maret 1955. Meskipun terdaftar sebagai Waga Negara Indonesia (WNI), tetapi dia dilahirkan di kota Rotterdam, Belanda. Ghea Sukasah Panggabean atau biasa dipanggil Ghea adalah putri dari pasangan suami istri bernama Sutardi Sukarya dan Janne Jannie Horneman. Ghea memiliki hobi dan sangat senang sekali menggambar. Bakat tersebut terbentuk bahkan semenjak dia masih kecil. Pada pendidikan tingkat dasar, Ghea bersekolah di Jerman Barat. Selanjutnya pada pendidikan tingkat menengah, dia mengenyam pendidikan di Rotterdam. Setelah lama mengais ilmu di luar negeri, Ghea akhirnya kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikan menengahnya. Dia sempat bersekolah di Tarakanita. Setelah itu, dia melanjutkan ke bangku perkuliahan di Perguruan Tinggi Trisakti mengambil jurusan seni rupa, namun dia terdaftar sebagai mahasiswi di sana hanya selama setahun. Setelah menyerap pendidikan dan ilmu di tanah air sendiri, Ghea melanjutkan pendidikan perkuliahannya di Lucie Clayton College of Dres smaking Fashion Design  pada tahun 1976 hingga 1978). Selanjutnya, Ghea diterima di sebuah institusi pendidikan yang mengajarkan dunia busana / fashion, Chelsea Academy of Fashion, London pada tahun 1979. Setelah berkecimpung cukup lama dalam menyerap pengetahuannya dalam dunia fashion, Ghea mulai merintis kariernya sebagai desainer muda.  Salah satu karya Ghea sebagai desainer muda yang menarik perhatian adalah ketika dia menggunakan motif jumputan Palembang dan Jawa. Dalam tiap peragaan busana, Ghea sangat suka  menggunakan motif kain tradisional. Ghea menuturkan bahwa ia sangat mencintai Indonesia dan ia pernah menyelenggarakan peragaan busana sebagai bentuk dedikasinya selama 30 tahun terhadap Indonesia. Selain mendapatkan sambutan positif dari masyarakat di tanah air, Ghea juga mendapatkan pujian ketika dia mengemas kain tradisional di dalam sebuah peragaan busana di kota Milan yang merupakan kiblatnya dunia mode. Salah satu yang memuji kekreativitasan Ghea adalah General Manager Alta Roma yang merupakan Asosiasi Mode dan Perancang Busana di Roma, Italia.


Negara-Negara yang menjadi kiblatnya Trend Fashion Dunia

Mode atau fesyen (Inggris: fashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya.Kali ini saya akan membahas tentang negara-negara yang menjadi kiblat fahion masyarakat dunia,,,cekidooottt yuuukk

1. KOREA SELATAN

Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan satu negara bernama Korea Selatan. Negara di Asia Timur ini akhir-akhir ini sangat melejit namanya karena banyak hal yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Ambil saja contoh bagaimana musik Korea Selatan yang biasanya dikenal dengan K-Pop menjadi semacam trend saat ini. Demam Korea yang juga disebut sebagai Hallyu Wave ini bahkan bisa dibandingkan dengan Hollywood Wave. Banyak sekali orang yang mengidolakan para penghibur dari Korea Selatan. Sebenarnya tidak hanya musiknya saja yang digandrungi orang-orang.
Film, drama, bahkan makanan khas Korea Selatan menjadi sangat populer. Namin pada saat ini kita tidak akan membicarakan tentang itu. Kita akan lebih terfokus bagaimana gaya berpakaian orang Korea Selatan juga menjadi suatu hal yang inspiratif. Karena kepopuleran musik K-Pop dan juga filmnya yang sangat santer akhir-akhir ini, tentu saja gaya berpakaian sang idola juga akan menjadi satu hal yang menarik untuk ditiru dan diikuti. Terlebih lagi, memang bisa dikatakan gaya berpakaian para pelaku seni dari negeri ginseng memang cukup unik dan tampaknya menarik untuk diikuti.

2. PERANCIS


Siapa yang tidak kenal dengan negara Perancis, yah negeri yang terkenal dengan sebutan negera romantis ini memiliki sejuta pesona keindahan bagi orang yang mengunjungi negara ini. Banyak sebutan untuk negara Perancis ini, selain disebut negara romantis, Perancis juga memiliki icon yang termasuk salah satu tujuh keajaiban dunia yaitu menara Eiffelnya, selain Perancis juga disebut dengan negara fashion. Negara yang terletak di jantung Eropa ini biasa dikenal dengan fashion dan farfumnya. Padahal negara ini memiliki kemapuan akan teknologinya yang bisa dibilang sebanding dengan negara USA. Perancis dikenal sebagai pusat seni dunia. Banyak seniman hebat dan legendaris lahir disana seperti pelukis Claude Monet. Perancis, khususnya Paris merupakan pusat kreativitas fashion dunia. semua trend fashion dunia berasal dari Negeri Anggur ini. Banyak trend fashion kreatif yang tidak pernah dipikirkan oleh banyak orang tetapi pertama kali terlihat di Paris. 

3. HARAJUKU, JEPANG

Fashion Harajuku mendapatkan namanya dari distrik Harajuku di Tokyo. Semua aktifitas 'diaktifkan' di harajuku, anak-anak muda pergi ke sana untuk mengeksplorasi berbagai toko pakaian dan berkumpul di taman Yoyogi, di kafe di jalan Omotesando atau sepanjang perjalanan arah ke kuil Meiji. Dengan tujuan menampilkan kreasi terbaru harajuku mereka bagi wisatawan dan juga untuk teman-teman mereka.  Istilah "Gadis Harajuku" telah digunakan oleh media berbahasa Inggris untuk menggambarkan remaja yang berpakaian dalam setiap gaya busana yang berada di wilayah Harajuku. Mode ini mempengaruhi beberapa gaya diantaranya membuat bentuk gaun yang unik. Salah satu gaya yakni, Kawaii, sangat tenar pada 1990-an. Kawaii menjadi ungkapan populer yang berarti ada sesuatu yang lucu atau cantik. Kawaii adalah bentuk perlawanan dalam gaya dan budaya, yang terkait dengannya tidak akan dilihat sebagai sesuatu yang menarik oleh generasi tua. Ide dari Kawaii adalah budaya pemuda yang berbeda yang terpisah dengan budaya tradisional; berupa cyber-punk untuk menunjukkan keberadaannya.Gaya ini dipengaruhi oleh fashion gothic dengan menggabungkan warna-warni neon dan metalik. Gaya ini tidak sepopuler pada 1990-an.

4. MILAN ,ITALIA 

Warna cerah, siluet zaman lampau seperti double breasted ataupun minimalis di era ’90-an kembali diolah dengan sisipan sensasi modern. Motif garis garis dan kotak-kotak membombardir panggung runway berdampingan dengan digital print yang  makin merajalela. Ingin tahu tren dari Milan? Ini dia...Bermain dan bersenang-senang mungkin kata yang paling tepat untuk menggambarkan tren yang dilahirkan dari Milan. Mulai dari tekstur lace yang feminin, motif, petualangan, hingga semangat Olimpiade London masih menggaungkan gemanya lewat gaya sporty yang ditampilkan oleh beberapa rumah mode.

 



Rabu, 22 Mei 2013

Suku-suku yang Terbelakang/Terpencil yang ada di Indonesia

Berikut ini merupakan suku terasing dan terpencil yang masih mengikuti kepercayaan nenek moyang nya yang ada di Indonesia.

1. SUKU TOGUTIL-HALMAHERA
Suku Togutil (atau dikenal juga sebagai Suku Tobelo Dalam) adalah kelompok/komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Yang perlu diingat, Orang Togutil sendiri tak ingin disebut "Togutil" karena Togutil bermakna konotatif yang artinya "terbelakang". Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Komunitas Togutil yang bermukim di sekitar Sungai Dodaga sekitar 42 rumah tangga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem sejenis Livistonia sp. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai papan panggung. Suku Togutil yang
 dikategorikan suku terasing tinggal di pedalaman Halmahera bagian utara dan tengah, menggunakan bahasa Tobelo sama dengan bahasa yang dipergunakan penduduk pesisir, orang Tobelo. Orang Togutil penghuni hutan yang dikategorikan sebagai masyarakat terasing, sementara orang Tobelo penghuni pesisir yang relatif maju. Selain itu fisik orang Togutil, khususnya roman muka dan warna kulit, menunjukkan ciri-ciri Melayu yang lebih kuat daripada orang Tobelo. Ada cerita, orang Togutil itu sebenarnya penduduk pesisir yang lari ke hutan karena menghindari pajak. Pada 1915 Pemerintah Belanda memang pernah mengupayakan untuk memukimkan mereka di Desa Kusuri dan Tobelamo. Karena tidak mau membayar pajak, mereka kembali masuk hutan dan upaya itu mengalami kegagalan. Dari sini lah rupanya beredar cerita semacam itu. Namun cerita ini rupanya tidak benar.

2. Suku Polahi, Gorontalo
Polahi adalah julukan untuk suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, polahi adalah masyarakat pelarian zaman dahulu yang melakukan eksodus ke hutan karena takut dan tidak mau dijajah oleh Belanda sehingga menjadikan mereka sebagai suku terasing sampai dengan saat ini. Mereka hidup di pedalaman hutan daerah Boliyohuto, Paguyaman dan Suwawa, Provinsi Gorontalo. Konon orang Polahi adalah pelarian pada zaman Belanda, yang katanya untuk menghindari pembayaran pajak. Jumlah mereka seluruhnya sekitar 500 orang, kira-kira 200 orang di Kecamatan Paguyaman dan 300 orang di Kecamatan Suwawa. Mereka tinggal di hutan dalam kelompok-kelompok kecil. Departemen Sosial di tingkat Kabupaten Gorontalo mengidentifikasi masyarakat Polahi dengan Kelompok 9, Kelompok 18, Kelompok 21, Kelompok 70, dan sebagainya,
 berdasarkan jumlah anggota kelompok dalam satu "kampung".Literatur mengenai masyarakat ini tak ada. Bahasanya adalah dialek Gorontalo, dan menganut agama tradisional. Mereka hidup dari bercocok tanam alakadarnya dan berburu babi hutan, rusa, serta ular sanca. Belum mengenal pakaian seperti umumnya orang Indonesia, hanya memakai penutup syahwat dari daun palma dan kulit kayu. Rumah mereka sederhana, tak berdinding, dapur dibuat di tengah, juga berfungsi untuk penghangat. Mereka tak mengenal sekolah dan fasilitas kesehatan modern. Untuk mencapai Kelompok 9, diperlukan jalan kaki naik gunung sekitar tujuh jam.

3. SUKU BAUZI ATAU BAUDI -PAPUA
Suku Bauzi atau orang Baudi merupakan satu dari sekitar 260-an suku asli yang kini mendiami Tanah Papua. Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat bernama Summer Institute of Linguistics (SIL), suku ini dimasukan dalam daftar 14 suku paling terasing. Badan Pusat Statistik (BPS) Papua pun tak ketinggalan memasukan suku Bauzi kedalam daftar 20-an suku terasing yang telah teridentifikasi. Bagaimana tidak, luasnya hutan belantara, pegunungan, lembah, rawa hingga sungai-sungai besar yang berkelok-kelok di sekitar kawasan Mamberamo telah membuat suku ini nyaris tak bersentuhan langsung dengan peradaban modern. Kehidupan keseharian suku ini 
masih dijalani secara tradisonal.Menurut sejarah penyebarannya, suku Bauzi berasal dari daerah Waropen utara. Tapi dalam kurun waktu yang lama menyebar ke selatan danau Bira, Noiadi dan tenggara Neao, dua daerah yang terletak di perbukitan Van Rees Mamberamo. Panjang wilayah ini kurang lebih 80 kilometer. Suku Bauzi bisa menyebar karena memiliki kemampuan berpindah menggunakan perahu menyusuri sungai dan berjalan kaki. Jumlah penduduknya hanya beberapa ribuan jiwa. SIL di tahun 1991 pernah merilis data yang memperlihatkan jumlah orang Bauzi sekitar 1.500 jiwa. Mereka menyebar di bagian utara dan tengah wilayah Mamberamo. Kini jumlah jiwa suku Bauzi bisa dipastikan telah bertambah tiap tahun, walaupun belum ada data resmi mengenai perkembangan mereka. 

4. SUKU KOROWAI
Suku Korowai adalah suku yang baru ditemukan keberadaann 30 tahun yang lalu. di pedalaman Papua, Indonesia dan berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di rumah yang dibangun di atas pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian sampai 50 meter dari permukaan tanah. Suku Korowai adalah salah satu
 suku di daratan Papua yang tidak menggunakan koteka. Sampai tahun 1970, mereka tidak mengetahui keberadaan setiap orang selain kelompok mereka.Bahasa mereka termasuk dalam keluarga Awyu-Dumut (Papua tenggara) dan merupakan bagian dari filum Trans-Nugini. Sebuah tata bahasa dan kamus telah diproduksi oleh ahli bahasa misionaris Belanda.Mayoritas klan Korowai tinggal di rumah pohon di wilayah terisolasi mereka. Sejak tahun 1980 sebagian telah pindah ke desa-desa yang baru dibuka dari Yaniruma di tepi Sungai Becking (area Kombai-Korowai), Mu, dan Basman (daerah Korowai-Citak). Pada tahun 1987, desa dibuka di Manggél, di Yafufla (1988), Mabül di tepi Sungai Eilanden (1989), dan Khaiflambolüp (1998).Tingkat absensi desa masih tinggi, karena relatif panjang jarak antara permukiman dan sumber daya makanan (sagu).

5. SUKU ANAK DALAM, JAMBI
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang m lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilineal. Secara garis besar di Jambi mereka hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu Orang Kubu yang di utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30),
 Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Mereka hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya.
Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan, dan proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (Orang Melayu) yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan. Mayoritas suku kubu menganut kepercayaan animisme kepercayaan akan setan - setan dan dewa - dewa, adat kelahiran, perkawinan, pelaksanaan kematian, pantangan atau tabu, hukum adat, kesenian dan bahasa yang memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan penduduk lainnya di daerah Jambi tersebut., tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah ke agama Islam.Mereka masih menerapakan budaya berburu, sistem barter, dan juga bercocok tanam untuk kelangsungan hidup mereka dan mereka termasuk suku yang menganut sistem hidup semi nomaden karena kebiasaan berpindah - pindah yang mereka lakukan.



 

Selasa, 21 Mei 2013

Film - Film Kolosal yang terkenal waktu pertengahan tahun 90-an

Halo sobat semua kali ini saya akan mempostingkan film-film tentang pendekar waktu zaman saya masih sekolah dasar ,,saya suka sekali sama film-film itu selain ceritanya bagus dan tak dibuat-buat ,,tidak kayak fil pendekar sekarang aneh-aneh,,,cekidooottt yukk

1. WIRO SABLENG
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.  Jika dicermati, terasa sekali perubahan karakter, sifat dan sikap Wiro seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Sejak Wiro masih muda dan masih sableng-sablengnya hingga dewasa, sedikit demi sedikit pribadinya berubah menjadi lebih bijaksana dan berpikirnya pun lebih dewasa serta mengurangi kesablengannya yang kadang menyakiti perasaan orang lain.
Walaupun sedikit ceriwis dan banyak disukai bahkan disayangi gadis-gadis cantik, tapi Wiro bukanlah tipe laki-laki brengsek pengobral cinta. Apalagi mulai dari episode
 Wasiat Iblis dan seterusnya, Wiro mengalami proses pendewasaan dalam dirinya, mulai dari cara berpikir maupun sikap dan tingkah lakunya. Sampai sejauh ini Wiro pernah mengungkapkan perasaan cintanya secara langsung hanya kepada dua orang gadis saja, yaitu Bunga dan Bidadari Angin Timur. Setelah mengungkapkan kata-kata sayang dan cinta kepada Bunga, hanya kepada Bidadari Angin Timur lah Wiro kembali mengungkapkan perasaan hatinya. Itu pun karena ada alasan kuat kenapa Wiro pada akhirnya tak bisa bersatu dengan Bunga. Saat Wiro mengungkapkan perasaan hatinya kepada Bidadari Angin Timur pun terpaut perbedaan waktu cukup jauh dengan saat dimana Wiro menyatakan cintanya kepada Bunga. Wiro pernah menyukai atau mencintai gadis lain selain ketiga gadis di atas, tapi semua hanya Wiro pendam dalam hati dan tak sekalipun langsung Wiro ungkapkan dengan kata-kata. Apalagi bila akhirnya Wiro mengetahui bahwa gadis yang dicintainya lebih memilih pria lain, pendekar kita memilih lebih baik mundur dan merelakan si gadis pergi demi kebahagiaan gadis yang dikasihinya. Mungkin kami keliru, tapi coba para sahabat baca kembali dan cari di episode mana Wiro mengobral kata-kata cinta secara serius selain kepada ketiga gadis di atas. Mungkin ini bisa sedikit membuka mata dan hati kita seperti apa pribadi dan karakter Pendekar 212 Wiro Sableng sebenarnya.
Tentu kesan yang berbeda akan dirasakan oleh para sahabat yang baru saja membaca seluruh kitabnya, atau sudah membaca tapi tidak benar-benar mengikuti, atau bahkan hanya membaca selewat saja. Untuk memahami pribadi dan perkembangan karekter seorang Pendekar 212 Wiro Sableng, sebaiknya kita baca seluruh kitabnya, lebih bagus lagi bila secara berurutan. Membaca seluruh kitabnya pun rasanya tidak cukup bila hanya sekali, namun harus berkali-kali secara rutin yang dilakukan selama bertahun-tahun sehingga benar-benar meresap dalam hati dan sanubari kita. Saat itulah kita akan tahu seperti apa sebenarnya rahasia dan misteri terdalam dibalik serial Pendekar 212 Wiro Sableng ini.

2. AnglinG Dharma

Prabu Anglingdarma adalah nama seorang tokoh legenda dalam tradisi Jawa, yang dianggap sebagai titisan Batara Wisnu. Salah satu keistimewaan tokoh ini adalah kemampuannya untuk mengetahui bahasa segala jenis binatang. Selain itu, ia juga disebut sebagai keturunan Arjuna, seorang tokoh utama dalam kisah Mahabharata.  Anglingdarma merupakan keturunan ketujuh dari Arjuna, seorang tokoh utama dalam kisah Mahabharata. Hal ini dapat dimaklumi karena menurut tradisi Jawa, kisah Mahabharata dianggap benar-benar terjadi di Pulau Jawa.Dikisahkan bahwa, Arjuna berputra Abimanyu. Abimanyu berputra Parikesit. Parikesit berputra Yudayana. Yudayana berputra Gendrayana. Gendrayana berputra Jayabaya.
 Jayabaya memiliki putri bernama Pramesti, dan dari rahim Pramesti inilah lahir seorang putra bernama Prabu Anglingdarma.  Perbuatan Anglingdarma yang mengingkari janji sehidup semati dengan Setyawati membuat dirinya harus menjalani hukuman buang sampai batas waktu tertentu sebagai penebus dosa. Kerajaan Malawapati pun dititipkannya kepada Batikmadrim. Dalam perjalanannya, Anglingdarma bertemu tiga orang putri bernama Widata, Widati, dan Widaningsih. Ketiganya jatuh cinta kepada Anglingdarma dan menahannya untuk tidak pergi. Anglingdarma menurut sekaligus curiga karena ketiga putri tersebut suka pergi malam hari secara diam-diam. Anglingdarma menyamar sebagai burung gagak untuk menyelidiki kegiatan rahasia ketiga putri 
tersebut. Ternyata setiap malam ketiganya berpesta makan daging manusia. Anglingdarma pun berselisih dengan mereka mengenai hal itu. Akhirnya ketiga putri mengutuknya menjadi seekor belibis putih. Belibis putih tersebut terbang sampai ke wilayah Kerajaan Bojanagara. Di sana ia dipelihara seorang pemuda desa bernama Jaka Geduk. Pada saat itu Darmawangsa raja Bojanagara sedang bingung menghadapi pengadilan di mana seorang wanita bernama Bermani mendapati suaminya yang bernama Bermana berjumlah dua orang. Atas petunjuk belibis putih, Jaka Geduk berhasil membongkar Bermana palsu kembali ke wujud aslinya, yaitu Jin Wiratsangka. Atas keberhasilannya itu, Jaka Geduk diangkat sebagai hakim negara, sedangkan belibis putih diminta sebagai peliharaan Ambarawati, putri Darmawangsa. Anglingdarma yang telah berwujud belibis putih bisa berubah ke wujud manusia pada malam hari saja. Setiap malam ia menemui Ambarawati dalam
 wujud manusia. Mereka akhirnya menikah tanpa izin orang tua. Dari perkawinan itu Ambarawati pun mengandung. Darmawangsa heran dan bingung mendapati putrinya mengandung tanpa suami. Kebetulan saat itu muncul seorang pertapa bernama Resi Yogiswara yang mengaku siap menemukan ayah dari janin yang dikandung Ambarawati. Yogiswara kemudian menyerang belibis putih peliharaan Ambarawati. Setelah melalui pertarungan seru, belibis putih kembali ke wujud Anglingdarma, sedangkan Yogiswara berubah menjadi Batikmadrim. Kedatangan Batikmadrim adalah untuk menjemput Anglingdarma yang sudah habis masa hukumannya. Anglingdarma kemudian membawa Ambarawati pindah ke Malawapati. Dari perkawinan kedua itu lahir seorang putra bernama Anglingkusuma, yang setelah dewasa menggantikan kakeknya menjadi raja di Kerajaan Bojanagara. iya pun mempunyai musuh yang bernama durgandini dan sudawirat Pada suatu saat kerajaan Angling Dharma berjaya dan mampu menaklukan musuh-musuhnya, dan saat itulah sudawirat terbuka hatinya untuk mengabdi kepada Kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Angling Dharma

3. Misteri Gunung Berapi
Film drama kolosal yang paling saya inget itu ya si Mak Lampir ini dalam Misteri Gunung Merapi. Sebenernya film ini sudah ada di tahun 80-an, hanya saja ketika itu diputar melalui radio-radio. Kemudian sekitar tahun 90-an PT. Gentabuana Pitaloka mengangkat drama radio ini ke layar lebar menjadi sebuah sinetron sebanyak 150 episode, ditayangkan di stasiun televisi Indosiar. Adalah Sembara seorang pemuda dari desa anak Maryamah dan Aliman yang mencintai seorang gadis Farida yang tidak disetujui oleh Raisman ayah dari Farida. Raisman mempunyai dendam tersendiri dengan Maryamah karena pernah di tolak ketika melamarnya, malahan Maryamah lebih memilih Aliman teman dari Raisman. Raisman menentang hubungan keduanya. Hingga pada suatu ketika Farida di jodohkan dengan Mardian yang ternyata adalah siluman harimau. Mardian juga menerkam Rosminah bibi Farida sehingga Rosminah ikut menjadi siluman harimau. Sembara adalah tokoh jagoan yang utama dalam film kolosal misteri gunung merapi atau yang sering dikenal sebagai mak lampir. Ia digambarkan sebagai golongan aliran putih yang berusaha melawan aliran hitam yang di pimpin oleh nenek sihir mak lampir. Dalam kisah misteri gnung merapi, ia juga diceritakan melawan penjajahan belanda bersama para kyai Film ini di bintangi oleh Marcellino sebagai Sembara, Yuni Sulistyowati sebagai Farida, Syamsul Ghondo sebagai Basir dan Farida Pasha sebagai Mak Lampir. Meski mak lampir masih mengusung nama yang sama yaitu farida pasha.

4. Tutur Tinular
Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris karya S. Tidjab. Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup dan pencarian jati diri seorang pendekar yang berjiwa ksatria bernama Arya Kamandanu akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, suatu kisah dengan latar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit. Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 stasiun radio di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM dan 95.4 Mhz Radio Yasika FM. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari 2012, tercatat masih ada
 beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz Radio Karimata FM, Pamekasan, Madura, 95.6 FM Radio Bintang Tenggara, Banyuwangi, dan 95,2 FM Radio Oisvira, Sumbawa, Radio Istana FM Bojonegoro, Jawa Timur, Radio Patria FM Blitar, Jawa Timur. Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, di antaranya adalah Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra, Tutur Tinular sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "nasihat atau petuah yang disebarluaskan". Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Desa Kurawan bernama Arya Kamandanu, putra Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata kepercayaan Prabu Kertanagara, raja Kerajaan Singhasari. Pemuda lugu ini kemudian saling jatuh hati dengan seorang gadis kembang desa Manguntur bernama Nari Ratih, putri Rakriyan Wuruh, seorang bekas kepala prajurit Kerajaan Singasari. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas karena ulah kakak kandung Kamandanu sendiri
 yang bernama Arya Dwipangga. Kepandaian dan kepiawaian Dwipangga dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai melupakan Kamandanu yang polos. Cinta segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di Candi Walandit, di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Nari Ratih) yang sedang diburu oleh api gelora asmara saling memadu kasih hingga gadis kembang desa Manguntur itu hamil di luar nikah. Kegagalan asmara justru membuat Arya Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di bawah bimbingan saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Berkat kesabaran sang paman dan bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa ksatria. Kisah Tutur Tinular ini diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Cina, yang meminta Kertanagara sebagai raja di Kerajaan Singhasari menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa
 Mongolia.  Kisah Tutur Tinular  diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Kamanadanu turut menyaksikan pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora dan Gajah Biru akibat hasutan tokoh licik yang bernama Ramapati. Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain dikisahkan bagaimana Kamandanu menumpas musuh bebuyutannya, yaitu Mpu Tong Bajil, serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar Pendekar Syair Berdarah. Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawardhana, di mana Arya Kamandanu kemudian mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama Jambu Nada, hasil perkawinan kedua dengan Sakawuni yang meninggal setelah melahirkan, dalam perjalanan menuju lereng Gunung Arjuna inilah Arya Kamandanu bertemu dengan Gajah Mada yang waktu itu menyelamatkan putranya ketika masih berumur 40 hari yang terjatuh ke jurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang diatas kuda. Tutur Tinular kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul Mahkota Mayangkara.